Saturday, May 15, 2010

Major Friedrich Lang (1915-2003), Jagoan Stuka Tidak Hanya Hans-Ulrich Rudel, Beibeh!


Tokoh kita kali ini, jagoan Luftwaffe Azis Gagap

Friedrich Lang mendapat ucapan selamat dari Oberstleutnant Preßler (Kommodore Stuka-Geschwader 1) tak lama setelah berhasil pulang dari misi tempurnya yang ke-1000! Lang sendiri, yang saat itu merupakan Kommandeur III/StG 1, melakukan hal bersejarah tersebut tanggal 7 Maret 1944 (dari Orscha ke SO Witebsk)

Upacara penganugerahan Eichenlaub untuk para perwira Luftwaffe yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze setelah tanggal 21 November 1942. Para penerima dari kiri ke kanan: Hauptmann Wolfgang Schenck (139. EL), Hauptmann Friedrich Lang (148. EL), dan Leutnant Josef Zwernemann (141. EL)
Foto ini saya dapatkan langsung dari John Toner, seorang pakar Ritterkreuzträger dari Irlandia (thank you John!). Foto yang sangat bagus dari Friedrich Lang, terutama kalau kita melihat dari ukurannya yang amit-amit : 1420 x 2098 pixel (1,25 MB)!

Foto berwarna lain dari Friedrich Lang, kemungkinan besar dibuat setelah penganugerahan Eichenlaub nomor urut 148 (kayak antri di dokter kandungan aja ada nomor urutnya!)

Friedrich Lang dengan pangkat Major (pangkat terakhirnya). Oom Alif berani bertaruh tiga ekor domba kalau foto ini diambil setelah tanggal 2 Juli 1944, tanggal dimana Lang menerima medali Schwerter (Pedang/Swords). Ada yang berminat ngeladenin?

Gambar pensil pesawat Stuka yang dipiloti oleh Friedrich Lang. Digambar oleh spesialis penggambar pesawat Lonnie Ortega dan ditandatangani langsung oleh Lang sendiri

Oleh : Alif Rafik Khan
Major Friedrich Lang (12 Januari 1915 - 29 Desember 2003) adalah jagoan Luftwaffe ternama dalam Perang Dunia II selain Hans-Ulrich Rudel yang biografinya sudah pernah dibahas sebelumnya. Dalam hal prestasi pribadi, beberapa hal dia lebih superior dibandingkan Rudel, dan tampak hampir-hampir tidak mungkin alias mustahil. Kenapa begitu? Mari kita lihat catatan perangnya :
Selama Perang Dunia II, Friedrich Lang menerbangkan 1008 misi tempur, dari hari pertama (1 September 1939) sampai hari terakhir perang (7 Mei 1945). Dalam semua misinya ini dia TIDAK PERNAH, sekali lagi TIDAK PERNAH, tertembak jatuh, mendarat darurat ataupun bail-out dari pesawatnya! Karena begitu mengerikannya, oleh teman-temannya dia dijuluki sebagai Der Große Schweiger (Si Pendiam Akbar).
Ini bisa dikatakan luar biasa demi kita melihat bahwa pesawat yang diterbangkan Lang bukanlah pesawat super modern pada masanya yang dibekali kecepatan tinggi ataupun manuver yahud layaknya Messerschmitt Me 262 ataupun Focke-Wulf Fw 190, melainkan "hanya" sekelas Junkers Ju 87 "Stuka" yang berkecepatan sedang dan biasanya menjadi mangsa empuk pesawat tempur musuh yang mempunyai kemampuan lebih mumpuni.
Sebelum kita menilik lebih jauh prestasinya tersebut, mari kita melihat dulu riwayat hidupnya :
Friedrich Lang dibrojolkan oleh ibunya ke dunia pada tanggal 12 Januari 1915 di Mährisch-Trübau, Austro-Hungaria, dan merupakan anak dari seorang profesor di Gymnasium (sekolah tambahan/kedua). Lang dibesarkan di Linz dan Czernowitz, dan dia pun ikut pula bersekolah di Gymnasium Czernowitz yang dikepalai oleh ayahnya sendiri dari sejak tahun 1919, dan lulus dengan Abitur-nya (diploma) tahun 1932.
Dia lalu kemudian masuk ke Universitas Chernivtsi dimana dia mempelajari fisika dan matematika selama empat semester. Pada bulan Oktober 1934 dia memutuskan untuk pindah belajar ke Universitas Teknik (Technische Hochschule) Breslau dimana kali ini spesialisasi yang diberihnya adalah bidang teknik aeronautika. Pada tanggal 17 April 1935 Lang menerima kewarganegaraan Jerman.
Kesukaan Lang pada dunia penerbangan dimulai dari sejak tahun 1922, dimana berkali-kali dia melihat pilot-pilot Rumania tinggal landas dan mendarat di sebuah landasan udara yang berdekatan dengan pemakaman di dekat rumahnya. Hal ini mendorongnya untuk membuat pesawat model mini yang murni merupakan hasil karyanya. Sayapnya dibuat dari potongan penyangga atap yang ditutupi oleh kertas lilin, dan bahkan baling-balingnya pun dia pahat langsung!
Pada musim panas tahun 1935 Lang bertemu dengan Günther Friedrich, yang saat itu sudah terkenal sebagai pilot balap (dan kemudian meniti karir sebagai pilot terbang malam di masa perang). Pada bulan Oktober 1935 Lang masuk tentara di Angkatan Darat (Heer) dan menjalani pelatihan dasar sebelum kemudian ditugaskan di kompi 9 dari Infanterie Regiment 9 di Neustadt di Oberschlesien (Silesia Atas). Pada bulan Maret 1936 Lang mencoba mendaftar ke Luftwaffe tapi kemudian ditolak. Entahlah hal buruk apa yang terjadi pada saat itu, yang jelas di masa tuanya Lang sama sekali tidak mau mengingat-ingat masa tersebut! Tapi dia tidak gampang menyerah, dan setelah mengalami berbagai kesulitan dan kesalahpahaman, akhirnya Lang diterima Sekolah Perang Udara (Luftkriegsschule) Dresden.
Pada bulan Juni 1938 keluar peraturan yang mengejutkan : semua pilot berpangkat Leutnant yang telah mendaftarkan diri secara sukarela sebagai pilot tempur, kini dialihkan ke unit Bomber-Tukik yang baru dibentuk! Lang termasuk salah satu di antaranya yang terkena peraturan ini, dan karenanya dia segera pergi ke Breslau-Schöngarten, datang awal Juli 1938 untuk kemudian menjadi salah satu siswa angkatan pertama dibawah bimbingan Leutnant Hubertus Hitschhold (Komandan Grup Stuka 163), dan kemudian oleh Major Oskar Dinort. Ketiga nama ini (Lang, Hitschhold dan Dinort) kelak akan menjadi jago-jagonya Stuka yang paling ternama. Khusus untuk masalah tukik-menukik, pilot muda kita mendapat pelatihan dari Leutnant Vollmer, pertama dengan menggunakan pesawat Henschel Hs 123 dan baru kemudian Junkers Ju 87 Stuka yang fresh baru keluar dari pabrik roti. "Masa-masa itu begitu indah untuk dikenang," kenang Lang. Pada bulan April 1939 semua pilot dari sekolah Lang diharuskan untuk melakukan demonstrasi udara di hadapan para petinggi Nazi dalam acara ultah Hitler. Begitu terkesimanya para penonton, sehingga mereka menyangka pesawat yang seliwar-seliwer di hadapan mereka adalah pesawat terbang pembom tukik bermesin ganda model terbaru yang lincah, padahal itu tetaplah Stuka yang kita kenal!
Pada tanggal 15 Agustus Lang menjadi saksi salah satu kecelakaan terburuk Luftwaffe di masa damai yang terjadi di Grup Pelatihan Neuhammer. Terjadi tabrakan beruntun antar pesawat, dan pesawat Lang berhasil melepaskan diri tepat pada waktunya. Dalam hari yang suram tersebut, tercatat 13 orang pilot-pilot muda dari Stukawaffe menjadi korbannya. Untuk menghormatinya, mulai tanggal 1 September 1939, Grup I./StG 2 dinamai menurut nama mereka.
Tanggal itu merupakan tanggal dimana Lang mulai merasakan suasana perang, yang begitu berbeda dengan situasi damai yang selama ini dinikmatinya. Misi pertamanya adalah penghancuran landasan pesawat Polandia di Krakow, dan misi-misi selanjutnya seakan menjadi lebih berat dan lebih berat lagi bagi Lang.
Kemudian menyusul Pertempuran Kuttno, yaitu serangan yang dilancarkan terhadap konvoy kendaraan dan artileri musuh. Jatuhnya benteng Modlin ditandai juga oleh keterkejutan para pilot Stuka demi mendapati begitu gencarnya serangan anti serangan udara yang mereka terima.

Dalam buku hariannya, Oberst Lang berkata : "10 Mei 1940: serangan terhadap barak-barak para prajurit di sekitar Benteng Eben-Emael. Grup kami (dan aku sendiri) 6 kali terbang di hari itu. Tak ada pesawat tempur musuh, meskipun jalur terbang kami ke Brussels jelas-jelas melewati beberapa jembatan yang merupakan sarana perang penting. Hal ini membawa akibat buruk karena keesokan harinya kami jadi terbang secara ceroboh. Tanpa diduga sekelompok Hurricane menyerang. Saat itu aku baru saja memuntahkan semua bom-bom yang ada dalam perbendaharaanku dan sedang berputar-putar di seputar wilayah tersebut sambil menikmati awan cumulus yang indah. Tiba-tiba delapan buah Hurricane dalam formasi ketat terlihat di jarak 200 meter. Untungnya aku berada di belakang mereka. Mereka tidak melihatku. Dengan hati-hati aku tetap berada di belakang mereka dan berlindung di balik awan. Dalam penugasan ini grup kami kehilangan anggotanya, baik yang tewas, hilang atau luka-luka. Pertempuran tidak berhenti, dan berikutnya kami beroperasi di wilayah Sedan, Arras, dan St. Quentin. Dalam penyerbuan benteng di Calais, lebih dari 100 Ju 87 diterjunkan! Juga terjadi dogfight sengit melawan pesawat tempur Inggris di atas Dunkirk tak lama setelah aku menyelesaikan tugas pengeboman kapal Inggris yang merapat kesana. Tanggal 8 Juni jam 20.00, aku duduk santai di pinggir landasan pesawat di Laon, tepat di bawah sayap pesawat T 6 + HH milikku, sambil membaca buku Detektif Eick (yang saat itu merupakan buku populer keluaran Scherl Book). Lalu datang perintah untuk menyerang sekelompok prajurit Prancis yang sedang berkumpul di sebuah desa tenggara Soissons. Dalam perjalanan kesana, aku melihat tinggi di atasku delapan buah pesawat tempur Prancis. Aku memperingatkan FT akan hal tersebut. Sudah diduga, dogfight liar segera terjadi. Satu buah Ju 87 jatuh ke darat dengan asap membumbung. Pesawatku juga kena bagian terkena tembakan musuh, dan aku merasakan sesuatu yang menyakitkan melanda punggungku. Aku berhasil melarikan diri dari lokasi yang berada di timur Soissons dan kembali ke pangkalan. Darah keluar begitu deras dari punggungku. Tampaknya aku telah tertembak! Dengan susah payah aku mendaratkan pesawatku, dan tak lama setelah pesawat berhenti, aku jatuh pingsan! Dari lima pesawat yang diterjunkan hari itu, hanya aku yang kembali secara utuh. Oberleutnant Neubert dan Leutnant Koßlik tertembak jatuh. Feldwebel Puschmann dan Unteroffizier Kurze terpaksa mendarat darurat di wilayah musuh. Untungnya, mereka kembali ke pangkalan setelah berhari-hari berjalan kaki! Keesokan harinya aku diterbangkan ke Heidelberg dan tetap di rumah sakit sampai dengan akhir Agustus. Bisa jadi ini merupakan sebuah keberuntungan lain bagiku, karena di bulan Agustus grup kami menderita banyak korban dalam penyerangan ke landasan pesawat musuh yang terletak di pantai selatan Inggris. Ketika aku kembali ke grup, grup kami telah pindah ke St. Sylvain di dekat Caen, Normandia. Disini kami mendapat pelatihan tambahan secara intensif di bawah bimbingan Oberstleutnant Dinort. Kami diajarkan untuk terus berada dalam formasi ketat ketika tiba saatnya bom-bom dijatuhkan, dan membentuk formasi pertahanan setelah tugas selesai dan kembali ke markas. Waktu pemboman juga diukur. 30 pesawat dari grup kami menjatuhkan Obungsbomben dengan sudut 70 derajat paling lambat 22 detik setelah tiba di atas sasaran. Yang mengerikan adalah formasi defensif baru yang kami pekajari: satu sayap berada di belakang yang lain, di atas yang lain, dan di bawah yang lain. Salah sedikit maka pesawat kami akan saling bertabrakan satu sama lain. Keringat kami mengucur deras ketika melakukannya. Untunglah semua berjalan sesuai rencana."

Pada bulan Juni tahun 1940, Lang telah berpangkat sebagai Oberleutnant di Front Barat. Setelah kampanye Jerman pada tahun tersebut usai, Lang mendapat medali Iron Cross 1st class (Salib Baja kelas pertama). Pada bulan Januari 1941 grup Stuka Lang pindah ke St. Sylvain. Pelatihan terbang di atas gunung yang diterima grupnya mengisyaratkan bahwa medan tempur selanjutnya berada di daerah pegunungan Balkan.

Pada bulan Februari, Lang dan grupnya melakukan demonstrasi udara di Bukarest Rumania untuk raja Michael. Mereka boyongan ke Bulgaria pada tanggal 6 April 1941, dan mulai mengambil posisi di Rupel Pass.
Setelah perang usai, Lang tinggal bersama sesama teman tentaranya di Heilbronn sebagai tawanan Amerika Serikat. Sembari disana, dia lalu menjadi asisten guru di Volksschule di Gundelsheim am Neckar setelah mengikuti tes yang diperlukan. Pada bulan Mei 1946 sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh Office of Military Government of the United States membuat dia dibebaskan dari tahanannya.
Lang lalu pindah ke Neumünster di Holstein pada bulan November 1946. Dia menikah pada tahun 1947 dan menjadi seorang mason. Tak lama, dia bersekolah lagi di sekolah konstruksi di Bremen pada tahun 1950, tempat yang sama dimana orangtuanya tinggal setelah mereka terusir dari Silesia. Lang lalu bekerja sebagai insinyur konstruksi di Bremen sampai tahun 1955.
Friedrich Lang bergabung kembali di kemiliteran tak lama setelah dibentuknya Bundeswehr tanggal 1 Januari 1956. Sayangnya, tak disangka veteran perang dahsyat ini dinyatakan tidak layak terbang dikarenakan gejala kronis vena (chronic venous insufficiency)! Dari tahun 1960 sampai dengan 1963 dia mengomandani sekolah militer Luftwaffe, dan menerima promosi pangkat menjadi Oberst (Kolonel) tahun 1961. Dari tahun 1967 sampai pensiunnya tahun 1971 Lang menjadi komandan distrik pertahanan militer 22 di Hannover.
Friedrich Lang meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 2003 dalam usia cukup gaek, 88 tahun.
Penghargaan yang diterima :
* Verwundetenabzeichen in Black
* Front Flying Clasp of the Luftwaffe in Gold dengan tulisan "1.000"
* Combined Pilots-Observation Badge
* "Kreta" Cuffband (pita tangan)
* German Cross in Gold tanggal 24 April 1942 sebagai Oberleutnant di 1./StG 2
* Iron Cross (1939)
- 2nd class (1939)
- 1st class (1940)
* Knight's Cross with Oak Leaves and Swords
- Knight's Cross tanggal 23 November 1941 sebagai Oberleutnant dan pilot di 1./StG 2 "Immelmann"
- Oak Leaves (# 148) tanggal 21 November 1942 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän di 1./StG 2 "Immelmann"
- Swords (# 74) tanggal 2 Juli 1944 sebagai Major dan Gruppenkommandeur di III./SG 1

Sumber :
Buku "Combat Legend: Ju 87 Stuka" karya Robert Jackson
www.danielsww2.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.militaryimages.net
www.nexusboard.net


No comments: